Đánh giá Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menilai penganugerahan gelar doktor honoris causa bagi tiga tokoh menyatakan pesan pentingnya selalu mencipatkan dialog antar pemeluk agama dan kerjasama antar umat beragama. “UIN Sunan Kalijaga memberikan pesan penting bagi hadirnya toleransi antar umat beragama. Keteladanan dan keluasan cakrawala intelektual Gus Yahya, dr Sudibyo Markus dan
Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menilai penganugerahan gelar doktor honoris causa bagi tiga tokoh menyatakan pesan pentingnya selalu mencipatkan dialog antar pemeluk agama dan kerjasama antar umat beragama.
“UIN Sunan Kalijaga memberikan pesan penting bagi hadirnya toleransi antar umat beragama. Keteladanan dan keluasan cakrawala intelektual Gus Yahya, dr Sudibyo Markus dan Kardinal Miguel Angel Ayuso untuk kerja bersama dalam sicbo dialog antar iman adalah sumbangan penting membangun peradaban dunia menjadi lebih baik,” katanya.
Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menilai pemberian anugerah HC oleh UIN Suka kepada tiga tokoh ini sangatlah inklusif dan membawa pesan dalam kehidupan beragama, berbangsa dan membangun ulang relasi kemanusiaan semesta.
“Ketiga tokoh ini merupakan representasi pembuatan lintas iman lintas agama. Mereka selama ini selalu terus menyebarkan nilai-nilai kebaikan. Apa yang mereka lakukan bukan hanya wacana tetapi kerja lapangan yang mendorong dialog antar iman,” tutupnya.
Minimnya sumber daya manusia seiring pesatnya kemajuan perkeretaapian di Indonesia mendorong Fakultas Teknik Universitas Pancasila menghadirkan Program Studi (Prodi) Teknik Perkeretaapian.
Pada Jumat (10/2/2023), surat keputusan Penyelenggaraan Prodi baru dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) diterima pihak kampus.
“Kami berencana membuka pendaftaran pada prodi ini pada semester ganjil tahun ini. Yang penting jalan jalan dulu. Karena nanti akan dibarengi dengan kursus singkat dan mempersiapkan calon penguji yang kami masih kekurangan,” kata Dekan Fakultas Teknik Universitas Pancasila Budhi M Suyitno saat dihubungi Eduwara.com, Senin (13/2/2023) malam.
Budhi menceritakan latar belakang pihaknya menghadirkan prodi ini karena sering kali pihaknya diminta menyiapkan mahasiswa atau lulusan untuk menjadi pegawai di bidang perkeretaapian.
Dia mencontohkan, sebelum pademi Covid-19, setiap tahunnya delapan mahasiswa dari teknik sipil dan teknik elektro diminta untuk dididik di lembaga pelatihan milik Direktorat Jenderal Perkeretaapian.
“Tapi kami kesulitan karena para mahasiswa dan lulusan tidak belum memiliki keahlian di bidang teknik perkeretaapian. Setelah kami cek, ternyata di Indonesia belum ada universitas yang fokus pada teknik perkeretaapian. Kami menyiapkan prodi ini dalam tiga tahun terakhir,” jelasnya.
Di Institut Teknologi Sumatera (ITERA), Budhi menyatakan sudah ada prodi tentang perkeretaapian namun lebih banyak domainnya ke manajemen logistic. Kemudian di Universitas Tri Sakti, studi perkeretaapian hanya menjadi satu bagian dari studi transportasi.